Cerita tentang dunia

|

Monster Laut Inggris Lebih Garang dari T-rex
Diposkan oleh Berita Terbaru
Label: Penemuan


Fosil rahang dan tengkorak yang ditemukan di pantai Inggris mengungkapkan keberadaan monster laut raksasa yang mungkin lebih garang dari T-rex. Betapa tidak, panjangnya saja diperkirakan sekitar 18 meter, berbobot 15 ton, dan bisa memiliki kekuatan gigitan 4 kali kekuatan gigitan T-rex.

"Dengan rahang sepanjang 2,4 meter, mulutnya bisa membuka selebar 5 meter. Seekor T-rex layak jadi menu makan paginya," ujar pakar dinosaurus Dr Richard Forrest. Menurutnya, makhluk tersebut bisa jadi predator paling menakutkan sepanjang masa, Apalagi dengan siripnya yang lebar, ia bisa sangat lincah berenang di perairan.

Monster Laut Inggris Lebih Garang dari T-rexAdalah pemburu fosil bernama Kevan Sheehan (62) yang menemukan fosil hewan spektakuler itu. Ia menemukan bagian pertama fosil makhluk tersebut berupa pecahan tulang tengkorak pada tahun 2002 di wilayah Charmouth, Dorset. Selama lima tahun penggalian, ia kemudian menemukan 25 pecahan tulang lainnya.

Hasil rekonstruksi menunjukkan bahwa fosil tulang belulang tersebut berasal dari reptil laut jenis plesiosaur. Hewan tersebut diperkirakan hidup 150 juta tahun lalu. Ukurannya yang superbesar mengerdilkan fosil plesiosaur terbesar dengan panjang 15 meter yang pernah ditemukan di Arktik. Fosil tersebut saat ini disimpan di Dorset County Dorset setelah pihak museum membayar 10.000 poundsterling kepada Kevan


Ilmuwan Eropa Temukan 32 Planet Baru
Selasa, 20 Oktober 2009 03:27 WIB | Mancanegara | Eropa |
Washington (ANTARA News/Reuters) - Astronom-astronom Eropa mengumumkan telah menemukan 32 planet baru yang mengorbit sejumlah bintang di luar sistem tata surya kita dan menyatakan, Senin, hasil temuan itu menunjukkan bahwa 40 persen atau lebih dari bintang seperti Matahari memiliki planet-planet semacam itu.

Planet-planet itu memiliki ukuran mulai dari sekitar lima kali Bumi hingga lima kali Yupiter, kata mereka.

Sejumlah planet lain juga telah ditemukan dan para astronom itu berjanji akan mengumumkan hal itu akhir tahun ini.

Penemuan terakhir itu membuat jumlah planet yang ditemukan di luar sistem tata surya kita menjadi sekitar 400, kata Stephane Udry, dari Observatorium Jenewa di Swiss.

"Alam sepertinya tidak kosong, jika ada ruang untuk planet maka akan ada planet di sana," kata Udry kepada wartawan dalam penjelasan Internet dari pertemuan astronom di Porto, Portugal.

"Lebih dari 40 persen bintang seperti Matahari memiliki planet-planet dengan massa rendah," tambahnya.

Tim astronom itu menggunakan spektrograf HARPS (Pencari Planet Kecepatan Cahaya Akurasi Tinggi) yang dipasang pada teleskop 3,6 meter Observatorium Selatan Eropa (ESO) di La Silla, Chile.

Spektrograf itu tidak menggambarkan planet-planet tersebut secara langsung namun ilmuwan bisa menghitung ukuran dan massanya dengan mendeteksi perubahan kecil pada getaran bintang yang ditimbulkan oleh tarikan gravitasi kecil planet.

Para astronom ingin menemukan planet-planet seperti Bumi karena ini merupakan tempat yang paling memungkinkan untuk menopang kehidupan.

HARPS telah menemukan 75 planet yang mengitari 30 bintang yang berbeda. Tim ESO tidak memberikan penjelasan terinci mengenai bintang-bintang apa yang diorbit oleh ke-32 planet baru itu.(*)

COPYRIGHT © 2009
sumber. AntaraNews

Dewan HAM Minta Pelanggaran HAM di Gaza Diselidiki
Sabtu, 17 Oktober 2009 22:12 WIB | Mancanegara | Eropa | Dibaca 1217 kali
Jakarta (ANTARA News) - Dewan HAM meminta Israel dan Palestina menyelidiki adanya dugaan pelanggaran hukum HAM dan kemanusiaan internasional selama konflik di Gaza periode Desember 2008-Januari 2009, dengan mengesahkan laporan Goldstone.

Kesepakatan itu menurut keterangan resmi yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu, diambil oleh 47 negara anggota Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Sidang Khusus Dewan HAM akhir pekan ini di Jenewa.

Laporan Goldstone adalah laporan Misi Pencari Fakta di Jalur Gaza. Dalam pemungutan suara, 25 negara termasuk Indonesia mendukung laporan itu sedangkan 11 negara abstain, enam menolak dan lima negara absen.

Sebagian besar negara yang mendukung laporan Goldstone adalah negara-negara berkembang termasuk China, Rusia, Chili, Brasil, Argentina, dan India. Sementara itu negara-negara yang abstain antara lain Slovenia, Belgia, Jepang dan Korea Selatan. Sedangkan Amerika Serikat, Hongaria, Belanda, Slovakia, dan Ukraina menolak.

Dalam pertemuan itu fokus pembahasan Dewan HAM adalah mengenai situasi HAM di Palestina dan Jerusalem Timur, laporan Misi Pencari Fakta di Jalur Gaza atau dikenal dengan laporan Goldstone, dan laporan periodik Komisaris Tinggi HAM mengenai pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Israel selama operasi militer pada Desember 2008 hingga Januari 2009.

Berkaitan dengan Goldstone Report, Indonesia memberikan arti penting atas laporan Goldstone yang kredibel dan komprehensif.

Oleh karena itu menurut Indonesia sudah tiba waktunya bagi Dewan HAM PBB untuk membahas substansi laporan Goldstone dan rekomendasiya, serta mengambil tindakan nyata terhadap pelanggaran HAM dan hukum humaniter yang terus berlangsung di Jalur Gaza.

"Tidak adanya tindakan nyata justru akan mempertaruhkan kredibilitas Dewan HAM," kata Duta Besar/Wakil Tetap RI untuk PBB di Jenewa, Dian Triansyah Djani.

Dalam menanggapi laporan periodik Komisaris Tinggi HAM, Navanethem Pillay, Dubes Djani menyampaikan bahwa Indonesia mendukung laporan Komisi Tinggi HAM, khususnya rekomendasi yang meminta Israel menghentikan tindakan dan kebijakan yang selama puluhan tahun telah menimbulkan penderitaan terhadap rakyat Palestina.

Dalam kaitan itu Dubes Djani mengutuk kebijakan pengusiran secara paksa, dan perluasan pemukiman yang terus dilakukan oleh Israel.

Sejak pembentukan Dewan HAM pada 2006, Indonesia, sebagai anggota Dewan, secara aktif dan konsisten terus mendukung berbagai upaya untuk meningkatkan pemajuan dan perlindungan HAM rakyat Palestina.

Sidang Khusus Dewan HAM kali ini menghasilkan resolusi yang berisikan tiga bagian, yaitu situasi HAM di wilayah Pendudukan Palestina dan Jerusalem Timur, Laporan Goldstone, dan laporan Komisaris Tinggi HAM mengenai pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Israel.(*)

COPYRIGHT © 2009
sumber. AntaraNews

0 komentar: